Berikut ini yakni berkas Panduan Penilaian Kurikulum 2013 Sekolah Menengah kejuruan Tahun 2017. Download file format .docx Microsoft Word dan PDF.
Panduan Penilaian Kurikulum 2013 Sekolah Menengah kejuruan Tahun 2017 |
Panduan Penilaian Kurikulum 2013 Sekolah Menengah kejuruan Tahun 2017
Berikut ini kutipan teks dari isi berkas Panduan Penilaian Hasil Belajar pada Sekolah Menengah kejuruan Kurikulum 2013 Tahun 2017:
Peningkatan kualitas layanan pendidikan merupakan salah satu acara prioritas pembangunan pendidikan nasional tahun 2015-2019 sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 wacana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Di samping tersedianya kurikulum yang handal, salah satu aspek terpenting dalam upaya penjaminan kualitas layanan pendidikan yakni melalui penyediaan sistem evaluasi yang komprehensif sesuai dendan syandar nasional pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk itu Direktorat Jenderal Pendidikan dan Dasar dan Menengah berhubungan dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Pusat Penilaian Pendidikan dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan), telah menyusun Panduan Penilaian pada satuan pendidikan dasar dan menengah, di antaranya yakni Panduan Penilaian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Panduan ini disusun sebagai contoh simpel bagi para guru dalam merencanakan dan melaksanakan evaluasi hasil berguru pserta didik secara sahih, obyektif, sistematis dan komprehensif meliputi evaluasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Panduan ini juga sekaligus merupakan pedoman simpel untuk mengolah dan menciptakan laporan hasil evaluasi tersebut secara akuntabel dan informatif. Panduan ini akan sangat bermanfaat bagi para guru alasannya yakni menyajikan informasi simpel wacana penggunaan bermacam-macam teknik penilaian, dilengkapi contoh dan langkah-langkah pelaksanaan penilaian, pengolahan nilai hingga cara mengisi rapor. Diharapkan dengan buku panduan ini para guru sanggup melaksanakan tugasnya sehari-hari di kelas secara lebih profesional sehingga pada gilirannya mutu pendidikan kita sanggup lebih terjaga dan terus meningkat.
Latar belakang
Pendidikan nasional berfungsi menyebarkan kemampuan dan membentuk tabiat serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 wacana Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 23 Tahun 2016 wacana Standar Penilaian Pendidikan belum memuat ketentuan-ketentuan yang memadai terkait dengan karakteristik Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) yang spesifik. Oleh alasannya yakni itu, perlu dikembangkan standar evaluasi PMK.
Pendidikan Menengah Kejuruan secara khusus diartikan sebagai pendidikan yang menyiapkan sumber daya insan yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai tenaga terampil tingkat menengah untuk melaksanakan pekerjaan tertentu di masyarakat atau Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Penyiapan sumber daya insan melalui PMK akan semakin penting untuk menghadapi banyak sekali tantangan dan tuntutan pekerjaan, terutama semenjak diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Sebelum diberlakukan MEA, pemerintah memutuskan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 wacana Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sebagai kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang sanggup menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pembinaan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pertolongan pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di banyak sekali sektor. KKNI selanjutnya menjadi rujukan dalam penyusunan Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Salah satu jalur pendidikan formal yang menghasilkan tenaga kerja terampil yakni Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) yang lulusannya diakui pada jenjang 2 (dua) atau jenjang 3 (tiga) dalam KKNI. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 wacana Revitalisasi Sekolah Menengah kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia, secara khusus memerintahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum Sekolah Menengah kejuruan dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan (link and match). Penyempurnaan dan penyelarasan tersebut bertujuan semoga lulusan SMK/MAK mempunyai kompetensi sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Penyelarasan kompetensi lulusan SMK/MAK dengan kebutuhan DUDI memerlukan informasi kompetensi yang akurat diperoleh melalui proses evaluasi yang objektif dan terstandar.
Tujuan
Panduan Penilaian Proses dan Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah kejuruan ini disusun untuk membantu pendidik dan satuan pendidikan dalam:
- Meningkatkan pemahaman mengenai evaluasi kinerja dan prinsip-prinsip penilaian;
- Merencanakan dan melaksanakan evaluasi hasil berguru penerima didik yang berkualitas sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
- Mengolah hasil evaluasi dan menindak lanjutinya;
- Menyusun laporan capaian kompetensi penerima didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Model Penilaian Proses dan Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah kejuruan ini meliputi evaluasi kinerja, prinsip-prinsip penilaian, mekanisme penilaian, mekanisme penilaian, teknik dan instrumen penilaian, pengolahan hasil evaluasi dan tindak lanjutnya, serta pelaporan capaian kompetensi penerima didik dalam bentuk rapor.
Landasan Hukum
- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 wacana Sistem Pendidikan Nasional.
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 wacana Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 wacana Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 wacana Standar Nasional Pendidikan.
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 wacana Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 wacana Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 wacana Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 wacana Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 wacana Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 wacana Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 wacana Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 wacana Standar Penilaian Pendidikan.
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2017 wacana Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan.
- Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Nomor 7013/D/KP/2013 wacana Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.
- Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Nomor 4678/D/KEP/MK/2016 wacana Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.
Pengertian
Penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil berguru penerima didik meliputi : evaluasi kinerja, evaluasi diri, evaluasi berbasis portofolio, evaluasi harian, evaluasi tengah semester, evaluasi selesai semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, ujian sekolah berstandar nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Adapun beberapa pengertian pada evaluasi Pendidikan Menengah Kejuruan, secara umum sanggup diuraikan sebagai berikut :
- Standar Penilaian Pendidikan yakni kriteria minimum mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, instrumen, bentuk, mekanisme, prosedur, dan pelaporan evaluasi hasil berguru penerima didik pada PMK.
- Penilaian yakni proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur capaian hasil berguru penerima didik.
- Pembelajaran yakni proses interaksi antar penerima didik, antara penerima didik dengan pendidik dan sumber berguru pada suatu lingkungan belajar.
- Penilaian pembelajaran yakni kegiatan untuk mengetahui proses dan kemajuan pembelajaran secara berkesinambungan.
- Penilaian kinerja merupakan evaluasi yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.
- Penilaian diri merupakan evaluasi yang dilakukan sendiri oleh penerima didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapakan.
- Penilaian berbasis portofolio merupakan evaluasi yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses berguru penerima didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
- Penilaian Harian (PH) merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi penerima didik sehabis menuntaskan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
- Ujian Tengah Semester (UTS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi penerima didik sehabis melaksanakan 8 � 9 ahad kegiatan pembelajaran. Cakupan evaluasi tengah semester mepiluti seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
- Ujian Akhir Semester (UAS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi penerima didik diakhir semester. Cakupan evaluasi meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
- Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
- Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
- Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) merupakan kegiatan pengukuran capaian kompetensi penerima didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran tertentu dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar.
- Ujian Sekolah (US) merupakan kegiatan pengukuran dan evaluasi kompetensi penerima didik terhadap standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran yang tidak diujikan dalam USBN dilakukan oleh satuan pendidikan.
- Ujian Nasional (UN) merupakan kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
- Ujian Unit Kompetensi yang selanjutnya disebut UUK yakni evaluasi terhadap pencapaian satu atau beberapa unit kompetensi yang sanggup membentuk 1 (satu) Skema Sertifikasi Profesi yang dilaksanakan setiap tahun oleh satuan pendidikan terakreditasi.
- Unit Kompetensi terdiri atas beberapa Kompetensi Dasar (KD) untuk mencapai kemampuan melaksanakan satu bidang pekerjaan spesifik.
- Skema Sertifikasi Profesi terdiri atas beberapa Unit Kompetensi merupakan paket kompetensi sebagai persyaratan spesifik yang berkaitan dengan kategori profesi tertentu.
- Ijazah yakni pengakuan terhadap prestasi dan penyelesaian berguru penerima didik sehabis lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan terakreditasi.
- Paspor Keterampilan (Skill Passport) yakni dokumen rekaman pengakuan atas kompetensi yang telah dicapai oleh penerima didik.
- Ujian Kompetensi Keahlian yang selanjutnya disebut UKK yakni evaluasi terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) pada KKNI yang dilaksanakan di selesai masa studi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1) atau satuan pendidikan terakreditasi bersama DUDI dengan memperhatikan paspor keterampilan.
- Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM yakni kriteria ketuntasan berguru untuk mata pelajaran muatan umum ditentukan oleh satuan pendidikan dan mata pelajaran muatan kejuruan ditentukan oleh satuan pendidikan bersama dengan DUDI dan/atau forum terkait.
- Keterampilan teknis (technical skills) yakni kemampuan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mekanisme, prosedur, cara, serta penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai bidang kerjanya.
- Keterampilan kebekerjaan (employability skills) yakni kemampuan individu untuk mengikuti keadaan dengan iklim kerja di DUDI.
- Laboratorium atau sejenisnya yakni tempat kegiatan pembelajaran melalui eksperimen yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu teori.
- Bengkel kerja atau sejenisnya yakni tempat kegiatan pembelajaran praktik yang bertujuan untuk menerapkan teori pada proses kerja untuk menghasilkan produk.
- Tempat Uji Kompetensi yang selanjutnya disebut TUK yakni tempat kerja atau tempat praktik satuan pendidikan yang memenuhi persyaratan untuk pelaksanaan uji kompetensi oleh satuan pendidikan terakreditasi dan/atau LSP.
- Teaching factory yakni bentuk pembelajaran berbasis produksi/ layanan jasa yang mengacu pada standar dan mekanisme kerja baku yang dilaksanakan di satuan pendidikan dalam suasana dan budaya industri.
- Technopark yakni tempat yang menampung akomodasi pendidikan, penelitian, dan pengembangan serta inkubasi yang mempersiapkan suatu temuan (invensi) menjadi produk.
- Praktik Kerja Lapangan yang selanjutnya disebut PKL yakni kegiatan pembelajaran yang dilakukan di DUDI dan/atau lapangan kerja lain untuk penerapan, pemantapan, dan peningkatan kompetensi.
- Pendidikan Sistem Ganda (Dual System Education) yang selanjutnya disebut PSG yakni bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan kejuruan secara sistematik dan terpadu antara acara pendidikan di sekolah dan acara pembinaan di DUDI.
- Rekognisi Pembelajaran Lampau atau Recognition of Prior Learning yang selanjutnya disebut RPL yakni pengakuan atas capaian pembelajaran penerima didik yang diperoleh dari pendidikan formal, nonformal atau informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam pendidikan formal.
Ruang Lingkup
Secara umum ruang lingkup dalam evaluasi pendidikan pada PMK sanggup diuraikan sebagai berikut :
- Ruang lingkup standar evaluasi pada PMK terdiri atas tujuan, manfaat, prinsip, instrumen, bentuk, mekanisme, prosedur, dan pelaporan.
- Penilaian pembelajaran bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan pembelajaran secara berkesinambungan.
- Penilaian hasil berguru bertujuan untuk mengetahui pencapaian kompetensi penerima didik yang dibuktikan dengan rapor, paspor keterampilan dan/atau akta kompetensi.
Manfaat Penilaian
Manfaat evaluasi pendidikan secara umum maupun secara khusus pada PMK sanggup diuraikan sebagai berikut :
- bagi penerima didik dan orang tua/wali sebagai pengakuan dan umpan balik wacana perkembangan dan tingkat pencapaian kompetensi;
- bagi pendidik sebagai contoh untuk perbaikan pembelajaran penerima didik secara berkesinambungan menurut standar penilaian;
- bagi satuan pendidikan sebagai contoh untuk menilai pencapaian kompetensi penerima didik pada semua mata pelajaran dalam bentuk profil kompetensi;
- bagi pemerintah daerah sebagai contoh untuk menilai pencapaian kinerja dalam bentuk profil satuan pendidikan sebagai bab dari akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan;
- bagi pemerintah sebagai contoh untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional dalam bentuk profil satuan pendidikan dan daerah sebagai bab dari akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan;
- bagi DUDI sebagai contoh untuk menilai pencapaian kompetensi dan menawarkan akta kompetensi sehabis penerima didik melaksanakan PKL atau mengikuti acara pendidikan yang diselenggarakan oleh DUDI bersama satuan pendidikan;
- bagi satuan pendidikan yang terakreditasi dan LSP yakni sebagai contoh untuk menawarkan pengakuan kompetensi dan pertolongan akta kompetensi kepada penerima didik.
Prinsip Penilaian
Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 wacana Standar Penilaian Pendidikan, dalam setiap kegiatan evaluasi pendidikan tidak sanggup dilepaskan dari prinsip-prinsip evaluasi yaitu :
- sahih, berarti evaluasi didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur;
- obyektif, berarti evaluasi didasarkan pada mekanisme dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
- adil, berarti evaluasi tidak menguntungkan atau merugikan penerima didik alasannya yakni berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender;
- terpadu, berarti evaluasi merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
- terbuka, berarti mekanisme penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan sanggup diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
- menyeluruh dan berkesinambungan, berarti evaluasi meliputi semua aspek kompetensi dengan memakai banyak sekali teknik evaluasi yang sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan penerima didik;
- sistematis, berarti evaluasi dilakukan secara berencana dan sedikit demi sedikit dengan mengikuti langkah-langkah baku;
- beracuan kriteria, berarti evaluasi didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan;
- akuntabel, berarti evaluasi sanggup dipertanggungjawabkan, baik dari segi mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya; dan
- andal, berarti sanggup diandalkan dan menawarkan hasil yang konsisten pada ujian atau pengukuran yang berulang.
Jenis Ujian
Jenis ujian pada PMK terdiri atas ulangan, ujian sekolah/madrasah, ujian nasional, UUK, dan UKK. Secara detil, jenis-jenis ujian sanggup dijelaskan sebagai berikut :
- Ulangan yakni proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi penerima didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil berguru penerima didik untuk setiap Kompetensi Dasar (KD).
- Ujian sekolah/madrasah yakni kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi penerima didik sebagai pengakuan prestasi berguru dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
- Ujian nasional yakni kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengukur pencapaian kompetensi penerima didik.
- Ujian Unit Kompetensi yakni evaluasi terhadap pencapaian 1 (satu) atau beberapa unit kompetensi yang sanggup membentuk satu Skema Sertifikasi Profesi dilaksanakan oleh satuan pendidikan terakreditasi.
- Skema Sertifikasi Profesi terdiri atas beberapa Unit Kompetensi merupakan paket kompetensi sebagai persyaratan spesifik yang berkaitan dengan kategori profesi tertentu dilakukan oleh satuan pendidikan terakreditasi bersama DUDI atau LSP-P1.
- Ujian Kompetensi Keahlian yakni evaluasi terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) pada KKNI dilaksanakan di selesai masa studi yang dilaksanakan oleh LSP atau satuan pendidikan terakreditasi bersama DUDI dengan memperhatikan paspor keterampilan.
Download Panduan Penilaian Kurikulum 2013 Sekolah Menengah kejuruan Tahun 2017
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Panduan Penilaian Hasil Belajar pada Sekolah Menengah kejuruan Kurikulum 2013 Edisi Revisi Tahun 2017 ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:
Download File:
Panduan Penilaian Hasil Belajar pada Sekolah Menengah kejuruan Kurikulum 2013 Edisi Revisi Tahun 2017.pdf
Panduan Penilaian Hasil Belajar pada Sekolah Menengah kejuruan Kurikulum 2013 Edisi Revisi Tahun 2017.docx
Sumber: http://psmk.kemdikbud.go.id
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Panduan Penilaian Hasil Belajar pada Sekolah Menengah kejuruan Kurikulum 2013 Edisi Revisi Tahun 2017. Semoga bisa bermanfaat.
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Panduan Penilaian Hasil Belajar pada Sekolah Menengah kejuruan Kurikulum 2013 Edisi Revisi Tahun 2017. Semoga bisa bermanfaat.
0 Response to "Panduan Evaluasi Kurikulum 2013 Smk Tahun 2017"
Posting Komentar